Alhamdulillah… it’s an honor for me to win Bubu Awards category Tourism Blog Writing Competition. You can read the winning post about Komodo here. I won beautiful gifts such as iPhone 3G and Laptop HP Mini, also a very useful voucher valued Rp 5 Million from Digital Studio Workshop. Very grateful!
Mau cerita dikit behind the scene dari proses kreatif nulis postingan itu. Ceritanya setelah mendaftar ikut Blog Competition, saya menemukan postingan dari Mas Adit KDRI yang juga ikutan Bubu Awards. I felt super intimidated and just want to drop it just right there. How can you beat that redesigned visit Komodo island logo? 😀
But my all-time-supporter, my husband, said, “Maybe that’s not what the judges looking for! You must give it a shot!”
Then I jump out and wrote several paragraphs, but my husband said it’s boring. I don’t get the concept just yet. Setelah itu, di atas tempat tidur kami mulai ngobrol tentang membuat sudut pandang lain dalam menulis cerita Komodo. Hampir sejam kami corat-coret konsep dengan seru. My husband showed me the core of this blog competition: Eco Tourism. So, when I understand the full concept of Eco Tourism, then I reall got it!
Konsep yang akhirnya mau dijalankan adalah Komodo Island for photographer (maunya niche hehe).
Ternyata setelah menjalani riset berjam-jam menyusuri artikel-artikel tentang Komodo dan ribuan gambar di Flickr, konsepnya berubah secara natural, lebih umum dan mungkin masuk untuk semua orang.
Beberapa interesting facts yang ketemu dari hasil riset ini:
- Suaminya Sharon Stone sempet digigit Komodo di kebun binatang pada hari ulang tahunnya (ngeliat komodo adalah hadiah dari Sharon Stone, turn out tragic. Nggak tau deh gimana update terbarunya)
- Ada orang asing yang membahas secara tuntas dan lengkap strategi marketing yang harus dilakukan oleh pemerintah terhadap pulau Komodo (duh dimana link-nya tuh… ilang). Salah satunya seingat saya, lebih baik kalau Pulau Komodo ada semacam theme-nya yang ditambahin suspense. Misalnya pada saat datang ke pulau, para tamu langsung disuruh pake baju ‘prehistoric’. Tambahin baju daun atau apa. Trus dikasi role seakan-akan sedang di jaman pra sejarah dan ada misi-nya. Nanti sepanjang perjalanan pas ada Komodo, pemandu bisa menambah seru perjalanan dengan memberikan warning-warning yang bikin tegang pengunjung, seperti, “Hati-hati Komodonya lagi fit staminanya jadi bisa lari lebih cepat dari kita”, or semacam itu. Agar turis nggak bosan.
- Ternyata kehidupan lautnya juga indah banget, dan dari sini juga jadi tau kalo ada Raja Ampat yang juga sama bagusnya
So, the moral of the story: never afraid to lose. Jika tidak menang pun, tulisan saya pasti akan berguna untuk orang-orang asing yang memerlukan informasi tentang Pulau Komodo.
My plan after this award? I will keep traveling and keep writing 🙂 Wish me luck!
Leave a Reply