Beberapa minggu yang lalu saya ikut rombongan teman-teman saya untuk Birdwatching di Pulau Rambut, kawasan Kepulauan Seribu. Buat yang belum paham, birdwatching adalah… ngeliatin burung dengan teropong (bahasa awamnya aja ya hehe) saat pulang dan pergi ‘ngantor’ trus ngitungin jumlah burung, ngeliatin aktivitas-nya dari jauh, dan pokoknya all about burung! Seru banget loh… soalnya masuk ke hutan dan manjat ke menara demi pemandangan yang lebih bagus dan jelas.
Tapi saya bukan mau nyeritain tentang birdwatching. Tapi sampah-sampah plastik yang ada di sekitar pelabuhan tempat kami berangkat naik kapal menuju Pulau Rambut. Sampah plastik yang melewati sungai & rawa yang ditumbuhi bakau di sekitar tempat itu per 4 hari konon kalau ditumpuk bisa sama volume-nya dengan Candi Borobudur! Itu gila banget.
Belum lagi ternyata sampah, yang kebanyakan plastik sulit terurai ini, bisa merubah behavior-nya ekosistem burung dan monyet di sekitar tempat itu. Burung-burung sekarang malas terbang karena mereka bisa dengan mudah nemplok di sampah yang mengalir ke laut. Monyet-monyet juga sekarang mencari makan dari kantong-kantong plastik berwarna hitam yang biasanya berisi sisa makanan. Mengerikan sekali. Kualitas air-nya juga nggak usah ditanya deh. Dijamin ke dokter kulit setiap minggu-nya karena air yang sangat bermasalah dan nggak layak pakai. Duh kasihan yang tinggal di sekitar sungai!
Penggunaan plastik sendiri kalau ditarik kembali ke belakang, kita akan menemukan diri kita sendiri, belanja groceries di pusat perbelanjaan dan bisa menggunakan lebih dari 5 kantong plastik sekali belanja (terutama kalau pas belanja bulanan). Kemudian kemanakah kantong plastik itu akan pergi? Biasanya sih langsung terbuang, apalagi yang digunakan untuk membungkus makanan segar seperti daging, ikan, sayur dan lainnya (karena plastik-nya udah langsung kotor).
Di luar negeri, sudah marak usaha untuk membawa kantong belanja sendiri ke pusat perbelanjaan. Kemarin, saya lihat sudah ada upaya untuk mengganti kantong plastik dengan kardus boks, kasir supermarket-nya menawarkan kepada saya untuk menggunakan kardus untuk menampung belanjaan. Good effort. Tapi makanan segar tetap tidak bisa langsung masuk ke dalam boks. Yang perlu dilakukan adalah menyiapkan sendiri tempat untuk makanan segar atau sering disebut-sebut wadah plastik seperti Tupperware yang bisa dibawa dari rumah. Usahakan jangan menggunakan styrofoam, soalnya dia cuma wujud lain dari plastik! (Baru tau kan?!)
Ada lagi nggak yang mau share cara green living bebas plastik terutama untuk menampung belanjaan kita?
Leave a Reply