Dulu gue suka heran, KOK BISA ya, seorang temen gue membawa anaknya yang masih balita ke Bandung sendirian tanpa babysitter? (Just her and her husband).
Apa susahnya? Gue juga bisa!
Entar dulu. Anaknya 4 orang. Yang paling gede umur 5 tahun, kemudian 4 tahun, kemudian 3 tahun dan satu lagi masih baby. (Kira-kira gitu lah gue juga nggak inget umurnya hehe pokoknya masih kecil aja!). Yang kebayang di gue, anak-anak tuh, kan pastinya banyak tantrum, teriak-teriak, nggak bisa diem (apalagi di mobil selama beberapa jam), gimana caranya gitu loh dia melakukannya???
Ternyata dia bilang, “Anak-anak gue anteng kok!”
Nah, ini lebih gila lagi. Gue makin nggak mengerti. Yang gue tau dia menerapkan suatu pola pengasuhan yang bagus banget dan dijadikan ‘the secret’ oleh dia dan suami.
Trus, akhirnya… 4 tahun kemudian… pas nonton Nanny 911 di Metro TV (Jam 16.00 tiap Sabtu dan Minggu), gue jadi mengerti kira-kira apa yang mereka terapkan dulu pada anak-anaknya.
Jadi bagi yang belum tau, Nanny 911 adalah sebuah acara reality show tentang keluarga yang punya anak banyak dan anak-anaknya pada nakal-nakal dan nggak bisa diatur. Ini tentu ‘menguras’ orang tua secara emosi maupun fisik. Saat mereka dah nggak kuat itulah, mereka menghubungi Nanny 911
Di Markas Nanny, nanti dipilih kira-kira Nanny mana yang sesuai dengan karakter keluarga tersebut (berbeda tiap episode). Yang gue tonton baru Nanny Deb dan Nanny Stella. Dua-duanya tegas tapi juga loving Nanny. Dari mereka gue belajar:
- Komunikasi
Ini penting banget. Ternyata anak kecil tuh dah ngerti kalo kita bilangin baik-baik. Kalo mereka jerit-jerit dan kita snap aja bilang, “Diem nggak??!!” Tapi mata kita kemana, kita jalan kemana, sambil ngapain gitu, mereka jadi nggak ngerti bahwa kita benar-benar mean what we’ve said. Jadi, kalo mereka rewel, turunkan tubuh kita sehingga jadi setinggi mereka, lihat mata mereka, rendahkan suara kita, and said, “Kenapa… kamu marah sama siapa? Kok teriak-teriak? Ayo bilang sama bunda… cerita dulu…!” So, instead of teriak-teriak nggak jelas dan pesan tak tersampaikan, mereka bisa actually talk to you about it. - Konsisten
Kalo udah bilang, “Kamu nggak boleh makan ini!”, ya harus konsisten nggak bisa berubah-ubah. Nanti anak jadi bingung dan akhirnya memutuskan bahwa, “It’s okay, mommy will change her mind”. - Kompak
Kompak dengan suami, kompak dengan mertua, kompak dengan orang tua. Pokoknya kalo anak dilarang sama mommy untuk main air di rumah, ya di rumah orang tua kita juga nggak boleh, di rumah mertua juga nggak boleh, and suami juga harus kompak nggak ngebolehin. Kalo kayak gini, anak has only 1 choice, patuh. - Reward & Punishment
You do this, you’ll get that. You don’t do this, you’ll get this. Beri aturan yang jelas dan tegas. Apapun konsekuensi yang udah kita beritahu pada mereka, do it. So they’ll know that they have to obey the rules. “If you clean your room, mommy will give you your favorite cookies!”, then jika mereka sudah selesai bersihin kamar, bener-bener kasih tu cookies yang dijanjikan. Anak-anak sangat ingat dengan janji orang tuanya. Dan bakal merasa dibohongi dan jadi ‘nakal’ kalo nggak ditepati.
Oke ini gue sok tau aja ya, secara gue baru calon ibu beranak 5 yang belum menikah hahaha 😀
Tapi you know what, my tips will work so well in adult worlds… karena banyak banget orang dewasa yang masih bertingkah kayak anak kecil.
Setuju? 😛
Leave a Reply