Saya tidak pernah terpikir untuk mengunjungi China. Sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dan tempat yang sarat dengan peninggalan kebudayaan bernilai historis yang tinggi, China sangat membuat penasaran untuk dikunjungi. Namun ada beberapa sebab yang membuat saya ragu-ragu: faktor bahasa, kesulitan mendapatkan makanan halal, dan cerita-cerita horor tentang toilet-nya.
Maka ketika Indo Citra Tamasya (ICT) @IndoTamasya mengajak saya jalan-jalan ke Beijing selama 4 hari 3 malam, saya langsung bersemangat! Kendala bahasa sudah pasti bisa ditanggulangi karena tour guide ICT di Beijing berbahasa Indonesia, kami di-guide menuju tempat-tempat yang menarik di China termasuk peninggalan Islam di China dan masalah makanan juga beres karena kami selalu makan Halal food di Muslim restaurant. Benar-benar nyaman dan worry free. Kita bisa konsentrasi menikmati Beijing!
Perjalanan Jakarta – Beijing memakan waktu sekitar 8 jam dengan transit di XiaMen sekitar 30 menit, untuk melewati imigrasi. Imigrasi nggak ada di bandara Beijing, hanya di XiaMen. Aneh juga.
Mulai di pesawat, Air China, makanan yang di-serve sudah Halal & Muslim food. Biasanya kita dapat makanan duluan dan membuat sirik orang di sekitar hihi.
Begitu mendarat di Beijing kesan pertama saya selalu tentang bandara dan saya selalu jadi bete kalo inget bandara kita di Jakarta yang ‘berkarakter’ itu. Karena lain dari yang lain LOL. Bandara Beijing is HUGE dan modern abis. Waktu di Ho Chi Minh, Vietnam juga bandaranya udah oke punya. Bahkan bandara kecil di XiaMen pun udah bagus. Why oh why, bandara kita masi gitu-gitu aja hiks hiks. Btw, begitu turun dari pesawat, langsung kedinginan karena meskipun dikabarkan sudah keluar dari winter tapi suhu masih rendah untuk ukuran kita orang Indonesia. Saya cepat-cepat lari ke dalam gedung airport dengan harapan bisa dapat pemanas, tapi ternyata tetap dingin T_T Ini karena atap-nya di desain nggak nutup 100% hingga bisa nyerap udara dari luar dan hopefully hemat energi. Bener juga sih.
Kami dijemput tour guide kami, Ahua, yang selalu menggiring kami dengan bendera biru-nya dan ucapan, “Ayo sini yaaa….” dan petualangan kami di Beijing pun resmi dimulai.
The Food
Selama 4 hari di Beijing, kami mencoba makanan dari berbagai propinsi di China seperti Xibei, Xin Jiang, Beijing sendiri dan Mongolian food. Dan tentunya, yang bikin tenang, semua makanannya Halal! Bahkan sarapan di hotel juga nggak was-was karena hotel kami, Long Ding Hua Hotel, tidak serve pork sama sekali.
Chinese food sebenarnya nggak asing lagi karena di sini juga banyak Chinese restaurant. Bedanya tentu rasa yang original sesuai dengan taste orang di China. Bagi kita some of the food mungkin berasa plain, dan if you can’t handle it you can bring your own kecap or something. Kalau saya sih nggak ada masalah, because I like it plain, and all the food was delicious!
Cara serve makanan di Chinese restaurant adalah serentak dalam 10-12 ragam makanan. If you like to eat, just like me, you’ll love China 😀
My favorite food selama di China adalah Peking Roasted Duck & Steamboat, where Ahua order 12 plates of beef because there are 12 people in our dining table! Satu orang satu piring, katanya. Hiyaaa…
Places of Interests
Denger dari Ahua, Beijing adalah pusat pemerintahan dan ibukota China. Penduduknya 18 juta orang (dari total 1,3 Miliar penduduk China) dan luasnya 4x kota Jakarta. Di Beijing nggak ada motor sama sekali, hanya ada sepeda. Katanya sih nggak boleh sama pemerintah. That’s why meskipun macet, tapi lalu lintas di Beijing menurut saya cukup terkendali. Alias semacet-macetnya masih bisa merayap dengan pasti. Nggak kayak di Jakarta yang luar binasa semrawut.
Di Beijing ada banyak banget peninggalan sejarahnya. Salah satu yang wajib dikunjungi, letaknya 2 jam perjalanan dari Beijing, it’s the Great Wall of China! Panjangnya 6.400 kilometer dan tinggi 8 meter yang dulu dibangun untuk menahan serangan bangsa Mongol dari utara. Ini adalah bangunan terpanjang yang pernah dibangun oleh manusia! OMG, saya manjat sekilo aja ngos-ngosan, nggak kebayang gimana dulu bikinnya -_- It’s a beautiful place, Alhamdulillah I got a chance to experience it (I’m wearing “I climbed the great wall” t-shirt now) 😀
Kami juga mengunjungi Tiananmen Square, yang dulu cuma bisa saya lihat di buku sejarah. Lapangan luas ini berbatasan dengan the Great Hall of the People dan Chairman Mao’s Mausoleum.
Tak jauh dari situ kami masuk untuk tour ke Forbidden City, komplek istana raja China yang udah berumur 500 tahun. Tempatnya luas banget, dari satu gerbang ke gerbang lain, satu istana ke istana lain, kayaknya bangunannya nggak abis-abis. Konon ada 9999 kamar di situ, dan kalau semua kamar itu tiap hari ditinggali bergantian, kita baru selesai di kamar terakhir pada umur 27 tahun. Cool! 😀
Jika rumahnya raja aja kayak gitu, maka kebayang lah tamannya kayak apa. Summer Palace, dibangun tahun 1750, digunakan untuk tinggal raja selama musim panas. Selain bangunan istana, di sini ada danau buatan yang besar banget, dan kuil serta jembatan. Tipe garden kayak gini biasa kita tiru untuk halaman belakang rumah kita tapi tentu saja dalam versi mini *hiks* Tempatnya indah dan memang cocok untuk hang out raja di musim panas.
Di bagian urban area-nya, kami mengunjungi Beijing Old town yang bernama Hutong area. Beberapa kali saya dan Elly (my room mate, journalist from Aulia magazine), bertanya-tanya dalam hati karena nggak melihat rumah satu pun di Beijing, hanya apartment. Nah, di Hutong ini lah kami, sambil naik rickshaw, melihat dari dekat kehidupan masyarakat Beijing.
Seperti ingin membuktikan eksistensi & keperluan Olympic Beijing 2008, Beijing membangun Olympic Stadium super modern, Bird Nest & Water Cube. Memang keren euy. Kapan ya GBK bisa gini *merenung*
Islam in China
Selain mengunjungi tempat-tempat wisata populer, kami juga mengunjungi masjid-masjid di Beijing. Meski katanya minoritas, jumlah muslim di China itu hampir 100 juta orang! Berarti secara jumlah penduduk muslim, China bisa bersanding dengan Indonesia & India. Pantes kalau saya melihat cukup banyak restoran Muslim di seputaran Beijing.
Masjid-masjid yang kami kunjungi antara lain Niujie Mosque, which is the oldest Mosque with over one thousand year’s history, dan Nan Dou Ya Mosque. Bentuk masjid-nya sudah mengalami akulturasi budaya dengan budaya China. Jadi bentuknya nggak berkubah tapi sarat ukiran dan ornamen China. Sayangnya selama mengunjungi mesjid, saya nggak melihat anak muda Muslim di China ngumpul di situ. Mungkin ada perkumpulan khususnya kali ya.
Attraction
Selain teh dan obat-obatan tradisional, Ahua claim kalau crobatic show di China adalah yang terbaik. Waktu saya nonton, saya harus setuju. Gila… itu atraksinya benar-benar nggak masuk akal. Kok bisa badan dilipet kayak gitu and juggling sampe 7 bola? Dan yang paling keren adalah waktu atraksi motor yang sampe 6 atau 7 motor masuk ke dalam lingkaran. Hiy serem…
Shopping in China
Belanja adalah salah satu bagian yang paling saya tunggu-tunggu. Maklum lah cewek *alesan*
Jika ingin belanja keperluan rumah tangga, di deket mesjid NiuJie ada Muslim Super Market which is the only one in Beijing.
Kalau mau cuci mata atau belanja barang branded bisa ke shopping ke the famous Wang Fu Jing Shopping Street (kayak Orchard Road di Singapore kali ya). Deket situ juga ada food market-nya yang rame banget in the night.
Last but not least: the real China shopping experience in Xiu Shui Market! For me, belanja di Xiu Shui market adalah tantangan! It’s a battlefield. Saya sempat bertemu my twitter & fellow writer @noniwibisono & suami di Beijing. Noni kasih tips saat belanja di Xiu Shui market. Katanya, minimal kita harus tawar 1/4 dari harga awal. Bushet.
Maka dengan semangat untuk menang dan berbekal mata uang Yuan, saya dan Elly pun terjun ke medan pertempuran. Target pertama saya adalah beli coat. Keep in mind that I’m not a good bargainer. In Indonesia, I keep losing. But here, I intend to win!
Jadi, setelah saya berkali-kali belanja bermacam hal di Xiu Shiu market, saya menemukan pattern-nya. Begini lah kira-kira pattern saat saya belanja Coat yang bisa diaplikasikan untuk belanja lainnya:
- Jika kamu menemukan barang yang kamu suka, pastikan it’s fit (kalo coat atau baju ya coba dulu) dan pastikan kamu benar-benar ingin membelinya. Pedagang di Xiu Shiu nggak nggak akan melepaskan kamu begitu kamu sudah memegang barang dagangan mereka. Literally!
- Begitu coat yang saya suka ternyata fit, mereka membuka harga: 2198 Yuan atau 200 US$ atau Rp 2.000.000 . Gila kali -_- Saya tawar: 20 US$ atau Rp 200.000 atau tawar 10% dari harga awal yang ditawarkan. Semua proses tawar menawar dilakukan dengan kalkulator.
- And the battle begin. Mbak-mbak seller akan merepet in English. “Lady… you want to kill me?” jawab aja sambil senyum, “Yes!” hehe.
- Dia akan push kita untuk naikin penawaran, but STICK to your price. Dan dia akan mengomel panjang pendek. Biarkan saja. Ini permainan mental.
- Jika sudah terlalu lama, berjalanlah menjauh. Most likely dia akan menahan anda dengan tubuhnya atau menarik tangan Anda. Dalam kasus saya, tangan saya ditarik sampe harus minta tolong Elly untuk tarik saya keluar dari toko haha. But, STICK to your price still.
- Dia akan terus mengomel dan bilang kalau barangnya bagus begini dan begitu. STICK to your price still sambil berjalan menjauh.
- Jalan 4 langkah, dia memanggil dan bilang kalau final price dari dia itu Rp 300.000 alias tetap lebih tinggi dari penawaran kita. STICK to your price and ignore.
- Dia akan bilang, “OKAY!” dan kembali lah ke tokonya. Dia akan change her mind, “Rp 250.000 deh!” and if she said that, walked away aja lagi.
- Begitu seterusnya sampe kalau udah nggak sabar, bilang yang tegas, yang intinya mau gue bayar nggak nih??
- Most likely you’ll get the price that you want. I got that coat with my asking price: 200 yuan 😀
I win 95% of the time. I only lost 1 time when I bought gantungan kunci. Saya ngalah dan ngasi pedagangnya 5 Yuan more than I bargain :p
Semua barang di sini murah-murah sekali. Selain coat ada tas, dompet, jewelry, elektronik stuff, and many more.
Pengalaman belanja yang penuh adrenalin ini ternyata sangat addictive, sampai-sampai saya dan Elly adalah orang terakhir yang kembali ke bis setelah 45 minutes late dari jadwal. Kami bahkan harus dipanggil pake pengeras suara LOL *malu2in*
Padahal belum sepet beli iPhone China yang harganya Rp 200.000 hihi
Oh ya, I make a video about the art of bargaining in Xiu Shiu market 😀 Check it out!
About the toilet, it’s completely fine! Selama di Beijing nggak ada yang aneh-aneh. Hanya ada sekali waktu di airport di Xiamen waktu mau pulang, itu juga udah ada social alert-nya kok dari orang-orang yang memperingatkan agar kita nggak masuk ke bilik yang ‘bermasalah’ 😀 Don’t worry 😉
So… it was unforgettable trip, and I’m glad that my first visit in China ditemani sama ICT (with the beautiful owners @mdevhi and @NengTria and lots of new happy friends). Benar-benar tenang, worry free, makanan halal, waktu sholat terjaga, dan melihat betapa luasnya kota Beijing dan betapa susahnya orang sini ngomong Inggris, saya nggak kebayang deh kalo kesini sendirian >.<;
The budget for traveling to China is relatively affordable, compared with the rich experience, and you could contact Indo Citra Tamasya directly or follow their twitter @IndoTamasya or find Indo Citra Tamasya on Facebook for more info 😉
Click here for more photos of my Beijing Trip
If you have more tips about traveling in China, please share ya!
Leave a Reply