Pernah nggak ngerasain, terlalu banyak hal yang harus kita lakukan tapi waktunya terbatas, sehingga pada satu titik, kita malah bengong nggak ngerjain apa-apa. Ibaratnya megang beras satu genggaman dan butir-butirnya pelan-pelan jatuh dari sela-sela tanganmu. And you can’t control it. Itu lah yang gue rasakan sekarang ini hehe.
Biasanya hal kayak gini terjadi karena gue membiarkan semuanya ada di kepala gue. Padahal gue seharusnya buru-buru menuangkannya ke media lain. Hm, well, habis ini deh. (Queen of procrastinating hehe)
Sekarang gue mau cerita soal Milad Komunitas Tangan di Atas (TDA) ke-2 yang gue hadiri minggu lalu. Gue sudah lama tahu tentang TDA. Tapi gue memang tidak bisa komit dengan satu komunitas apapun (karena gue orangnya soliter haha), makanya gue nggak join mereka. Trus ketemu TDA lagi di Pesta Blogger. Dan terus akhirnya pas mereka mau mengadakan acara Milad yang ke-2, gue putuskan join TDA dan datang ke acaranya. Gue mencari passion and enthusiast glow from people yang gue yakin bisa gue dapatkan di sini.
Gue dan Goldy datang telat karena baru tidur subuh (cekakak cekikikan nonton VideoJug di rumah masing-masing hehe). Pak Wuryanano (successful business owner) udah ada di panggung ngomongin soal pentingnya cinta dalam membantu membangun bisnis kita. Setuju deh. Tanpa cinta, mana bisa kita perform. Cinta itu pendukung dalam diam, yang kita baru sadari kehadirannya saat dia hilang. Karena efek kehilangannya bisa membuat kita limbung. (LOH kok curhat hahaha). Cak Eko (Pemilik Bakso Cak Eko) juga bilang, kalo bikin bakso dengan hati nggak enak, baksonya juga bakal terasa nggak enak. So, cinta, hati dan perasaan, ngaruh banget dalam bisnis.
Acara dilanjutkan dengan diskusi membahas business start-up. Moderatornya Masbukhin Pradana. Peserta diskusi antara lain Mbak Doris Nasution pemilik butik Shaakira. Para pebisnis yang pemberani ini (karena memutuskan menjadi TDA setelah bertahun-tahun menjadi TDB), setuju bahwa kita harus ‘ACTION’ untuk memulai business. Mbak Doris sendiri membayar tempat di Mangga Dua Square dengan kartu kredit. Jadi mudah banget kan untuk memulai sebenernya (Asyik loh, di Mangga Dua Square sewa gratis, bayar biaya maintenancenya aja per bulan kira-kira Rp 400.000 dan deposit Rp 2.500.000. More information ke TDA atau ke Mangga Dua Square aja langsung ketemu Mas Ronggo di kantor marketing, Mangga Dua Square lantai LG)
Trus istirahat, makan, enak makanannya. Pas ke toilet ketemu Mbak Doris yang lagi dikerubungi ibu-ibu. Pengen nyapa. Tapi. Nyapa. Nggak. Nyapa. Nggak.
“MBAK OLLIE…!”
Hah. Ternyata Mbak Doris manggil gue duluan hehe.
“Blognya saya pantengin terus mbak!” Kata Mbak Doris.
Haha. Jadi enak 😛
Nggak sempet ngobrol banyak tapi yang jelas udah memulai jalur silaturahmi baru deh.
Balik ke ruangan, acara mulai lagi kali ini dibawakan oleh Bu Ning Harmanto (Pengusaha Mahkota Dewa). Bu Ning orangnya spontan dan kata-katanya menyegarkan. Jadi nggak ngantuk ya. Diskusi yang dibawain tentang pengembangan bisnis. Di sini ada Mas Hendy Setiono (Kebab Turki Baba Rafi) yang sukses menyebarkan ‘virus Kebab’ ke seluruh penjuru Indonesia melalui sistem franchisenya. Kata Mas Hendy sih kalo mau ngembangin bisnis intinya tuh inovasi. Setuju.
Di acara selanjutnya ada Mysteri Guest yang ternyata adalah Pak Perry Tristianto, yang disebut-sebut sebagai Raja FO (Factory Outlet). Gue langsung duduk tegak pas denger beliau ngomong. Tips trick bisnis dari dia sangat applicable dan smart. You should write a book, Pak hehe.
Beberapa tips trick dari Pak Perry:
- Target on a different market. Jeli lihat peluang. Bawa diri kita sebagai customer untuk mengetahui apa yang customer mau. Jual kue di apotek bakalan lebih sukses dari pada jual kue di toko kue karena customer yang menunggu obat pasti bawaannya pengen beli makanan. In my case, gue selalu borong majalah kalo di apotek hehe.
- Create Buzz. Penjual jus buah itu biasa. Tapi penjual jus buah ex direktur Bank Mandiri would make a great article and publication on media.
- If you have a plan, just do it. FAST. See what’s happened in several months. If it fails, then just quit and started with a new plan. Hehe.
- Nggak usah hitung untung, BEP, dsb. Yang harus diitung itu ruginya. Berapa besar kamu siap rugi. Dan jika sudah melampaui batas itu, berarti harus pikirkan jalan lain.
- Perlakukan karyawanmu dengan tepat. Tempatkan mereka di tempat yang sesuai dengan karakter dan kesukaan mereka. Suka ngobrol ya taruh di bagian sales. Trus kalo karyawan ada di tempat yang rawan seperti kasir atau gudang, berikan reward yang tepat agar mereka at least berpikir seribu kali sebelum bertindak macam-maca. Contoh reward-nya? Bayarin mereka naik haji. Hehe.
Sebenernya pengen ngobrol banyak dengan teman-teman TDA (ada 500 orang yang hadir), bahkan sama Pak Roni (the founder) aja gue nggak sempet ngobrol (orangnya sibuk). But nanti in the smaller event, mudah-mudahan dapat kesempatan untuk ngobrol lebih banyak.
For me and Goldy, TDA is such an inspiration!
Leave a Reply