Sambungan dari Family Trip to Singapore Part 1
Dari awal Betty sudah memperingatkan: “Ollie, you’re going to try 17 dishes from our TASTE Restaurant!“. Kyaaaa… masih terbayang porsi-porsi makanan yang disajikan satu demi satu dan diakhiri dengan nasi, seperti waktu ke Singapur bareng Trinity. Betty buru-buru menenangkan. “Porsinya kecil, kok!” Ehm, belum percaya kalau belum liat sendiri 😛
Kami sekeluarga dikenalkan ke Jean-Louis Barc, Manager of Operations Ibis Hotel untuk pertama kali. Orangnya, ehm, ganteng, lucu dan baik. Ia menjelaskan tentang konsep simple-nya Ibis Bencoolen. Katanya ini Ibis terbesar kedua setelah Ibis yang di Prancis. Terus kamarnya semua 1 tipe, bedanya cuma di tempat tidur yang double and queen. Sarapan juga mulai dari pukul 4 pagi hinggal pukul 12 siang. Weleh, very generous hotel 😀 Jean-Louis Barc bicara dalam bahasa Inggris dengan aksen Prancis yang kental. @astridarum seperti menemukan teman lama dan mereka pun segera bicara dalam bahasa Prancis yang bikin kita semua clueless dan memilih menikmati makanan 😀
Benar-benar ada 17 jenis makanan dalam piring-piring kecil yang disebut Tapas. Konsepnya adalah agar turis seperti kita bisa mencicipi semua makanan khas Singapore dengan porsi kecil dan sekaligus banyak yang bisa dicoba. Bisa beli 3 jenis makanan dengan harga S$ 15, 4 jenis S$ 18 dan 5 jenis S$ 22. Dan karena setelah dicoba, saya suka sekali Pepper Crab-nya yang mudah dimakan dan gemuk, mungkin next time saya akan pesan 5 Pepper Crab 😀 Sate-nya unik pake nanas (lagi-lagi nanas). Chicken Rice juga teteup favorite. Basically semuanya enak-enak banget sih, jadi bingung milihnya. @astridarum di AkuSukaMasak.com udah ngebahas lengkap soal makanannya. Liat di situ ya liputannya ^^
Setelah kenyang dan puas makan makanan lokal Singapur, kita siap belanja ^^ Tenang aja, cuma belanja buku titipan kok. Dan salah satu toko buku yang paling lengkap di Singapore ya Borders yang di Orchard Road. Dari depan hotel, kami nunggu di bus station untuk naik bis yang ke arah Orchard. Sebelumnya kami tukar dulu uang kertas kami dengan koin di resepsionis hotel. Dalam waktu kurang dari 10 menit kita udah sampe di Orchard 😀
Terpana di Ikea
Karena buku-buku yang dicari nggak ada, akhirnya kita jalan untuk mencari bis menuju IKEA Alexandra. Perjalanan ke sana cukup menegangkan karena bener-bener ngandelin nanya orang untuk tau nomer bis kesana. Untungnya berhasil sampe 😀 Di sana langsung bingung liat semua barang yang (masih) bagus-bagus. Ter-wow-wow-wow ngeliat design rumah 55 m2 yang bisa muat semuanya. Apalagi ada design rumah 22 m persegi yang juga bisa muat kitchen set, meja makan, ruang tv, ruang tidur, kamar mandi, bahkan kulkas segede gajah! Bener-bener bikin geleng-geleng kepala!
“Excuse me, where is the river?”
Setelah puas cuci mata di Ikea, kami naik bis lagi menuju Harbor Front sebelum naik MRT menuju Clarke Quay. Karena proses pembelian karcis MRT untuk pertama kali yang diantriin orang banyak, agak gugup juga belinya *lebay* Untung proses pembelian karcis berjalan lancar 😀 Canggih bener sih ya, kapan kita bisa gini *sigh* Sampai di Clarke Quay kita rebutan nyoba ngembaliin kartu MRT agar uang deposit S$ 1 bisa balik 😀
Setelah terbingung-bingung bertanya, “Excuse me, where is the river?” 😀 Akhirnya kita sampai juga di pinggir Singapore River. Duh, Indah banget… banyak lampu-lampu lucu!
Kami makan malam di pinggir sungai sambil menikmati indahnya malam di Singapore. Dari kejauhan terdengar teriakan orang yang naik Singapore Sling, si ketapel raksasa. Setelah makan, kita nanya sama mas pelayannya, gimana cara kalau mau balik ke Hotel Ibis. Dia menyarankan kita berjalan ke MRT City Hall dari Clarke Quay.
Akhirnya kita jalan sambil nanya ini itu ke orang lewat. Melewati terowongan yang jauh dari kesan angker, kemudian muncul di tempat yang kayak hidden paradise saking indahnya. Pemandangannya gedung-gedung skycrapper Singapore from the other side of the river.
Trus kita lanjut jalan… nanya orang lagi… jalan… nanya orang lagi… jalan… dan sama sekali belum sampe mana-mana!
Baru lah setelah lihat di peta, jarak dari Clarke Quay ke City Hall itu udah seperti jalan kaki setengah jarak ke Bugis. Gubrak. Pantesan kaki dah gemeteran nggak mau kompromi lagi! Akhirnya kita nemu stasiun MRT terdekat, di Raffless, dan sukses sampe Bugis dengan selamat.
Dasar nggak ada matinye, bukannya balik ke hotel kita malah sibuk belanja di Bugis Street hihi. Kali ini saya beli jam lucu untuk oleh-oleh seharga S$ 5.
Begitu sampe hotel langsung mandi air hangat dan ZzzzzZzz… bersiap untuk City Tour dan Sentosa Island Tour besok. [Bersambung ke Family Trip to Singapore Part 3]
Leave a Reply