Diskusi Penulis Muda di World Book Day Indonesia
“Siapa yang pengen jadi penulis?” Tanya saya pada acara Temu Penulis Muda di World Book Day Indonesia.
Seorang anak kecil yang duduk di baris paling depan langsung angkat tangan dengan semangat. @omemdisinisang MC langsung bertanya dengan takjub. Anak sekecil ini sudah ingin jadi penulis?!
“Kamu suka nulis apa aja?” Tanya mas MC. Si anak menjawab, “Ya nulis apa aja! Tergantung PR-nya!” Hehehe bener juga, kan masih SD :P
Kecintaan saya pada menulis sebenarnya tak disengaja. Diawali dengan membaca komik, akhirnya saya juga jadi coba-coba bikin komik pas SMP. Jadi sih, beberapa halaman. Dan untuk bikin komik, pasti perlu ada ceritanya juga kan. Akhirnya, saya pun menulis.
Pada masa SMA, saya menulis puisi dan cerpen untuk konsumsi pribadi saja. Rata-rata tumpahan perasaan ABG yang sarat dipengaruhi oleh cinta (I adore love). Tapi tentu saja, puisi dan cerpen saya itu nggak masuk standar manapun hehe. Perlu banyak perbaikan. Untunglah tahun 2004 dapat beasiswa belajar di Jakarta School untuk memperbaiki teknik-teknik menulis saya. And the rest is history. Check 15 buku saya di Kutukutubuku.com
Semua punya ceritanya sendiri saat mulai menulis. Ria N. Badaria (Penulis buku Fortunata dan Pemenang Khatulistiwa Award 2009 kategori Penulis Muda Berbakat) dan Sundea (Penulis buku Indie) juga begitu.
Saat diskusi dengan audience diketahui bahwa kebanyakan dari kita memiliki tulisan yang nggak sesuai dengan idealisme penerbit. Mungkin karya yg menurut kita bagus, ternyata menurut penerbit, tidak menjual. Saya sadar sepenuhnya bahwa buku itu industri, bukan lagi sekedar romantisme menumpahkan perasaan dan pikiran ke tulisan. Buat Anda yang ingin tetap memegang erat idealismenya, jangan khawatir. Sebentar lagi bisnis saya yang terbaru, NulisBuku.com, situs self-publishing dan print-on-demand akan segera launch Dengan NulisBuku.com kamu bisa upload karya-mu, dan bisa menerbitkan sendiri a la self publishing, namun tanpa modal besar di awal karena buku hanya dicetak jika ada yang membeli. Asik kan
Sebelum website-nya launch, Anda bisa kirim naskah ke naskah [at] nulisbuku.com
Selain diskusi bareng, ada juga pameran foto ‘Kepergok Membaca’ yang dipamerkan di venue Museum Bank Mandiri. Keren-keren fotonya!
Thanks buat penyelenggara, passion-nya ke buku luar biasa banget Ide yang masih terngiang di kepala saya adalah saat ditanya tentang kemungkinan membuat Young Writer’s Club. Wow, I like the idea. Senangnya bisa ngumpul bareng teman-teman penulis dan saling berbagi tips, trick dan menyemangati untuk menyelesaikan deadline. Ayo siapa mau join??
9 Comments
Rusydi 'abu Shofia' Hikmawan
Kalo naskah sering ditolak penerbit, mending indie sj y?
[Reply]
Aulia Halimatussadiah
Intinya kan agar pemikiran kita bisa dibaca dan menghibur serta menginspirasi orang lain. Jika idealisme kita tidak sesuai dengan penerbit, kenapa tidak self publish saja? ;)
[Reply]
dian sahid
salut mba lia, sekarang sudah jadi penulis terkenal ya
.
[Reply]
Ollie Reply:
May 22nd, 2010 at 11:51 am
@dian sahid, baru terkenal sekelurahan hehe
[Reply]
p49it
Keren!!!
[Reply]
Jason Abd
Setuju! Setuju!ikut dong, mbak…
[Reply]
Pingback:
Fitta
mau donk nerbitin buku sendiri. biayanya jgn mahal2 ya mba…
[Reply]
Widayati
Pengin juga deh ikutan nulis, biar ikut nyebarin kebaikan di dunia ini. Moga tidak sekedar impian, tapi jd kenyataan.
[Reply]